Tiba-tiba menjadi tua
Saya menulis seperti ini, karena
kegelisahan saya dimana tambah hari, tambah bulan, dan tambah tahun, umur habis begitu saja, hasil kerja belum maksimal,
ibadah kepada Allah masih kedodoran dan
tiba-tiba telah mendekati umur kematian,
yaitu suatu peristiwa dimana setiap makhluq yang bernyawa akan mengalaminya. Di
dalam Alqur’an surat Ali I’mran:185 Allah berfirman “ Bahwa setiap yang bernyawa akan mati“. Tentu sebagai orang yang
mempercayai adanya kehidupan sesudah kematian, pertanyaan besarnya adalah
apakah hidup kita sesudah mati nanti akan bahagia atau akan sengsara. Dan
tentunya kita sangat mengharap semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan kepada
kita. Akan tetapi, karena kebahagiaan atau kesengsaraan hidup sesudah mati sangat ditentukan aktivitas dalam menapaki kehidupan saat di dunia ini, maka yang harus selalu diupayakan
dan diperhatikan adalah suatu aktivitas yang bernilai kebaikan. Rutinitas kita setiap
hari, adalah bangun pagi dilanjutkan
beraktivitas pulang sore hari, malam hari istirahat/tidur, dan kemudian bangun
pagi lagi. Begitulah aktivitas sehari-hari, dan sepertinya tidak terasa tiba-tiba
kita telah tua. Karena bagi seseorang yang mempunyai aktivitas,
merasakan bahwa waktu sepertinya pendek, lebih-lebih kalau
sudah dikejar target yang harus segera
diselesaikan, waktu sepertinya
begitu cepat habis. Akan tetapi, bagi
seseorang yang menganggur
hal tersebut tidak berlaku, karena
waktu satu jam bisa terasa satu hari, sehari bisa terasa satu minggu dan
seterusnya. Hal itu dapat dimaklumi karena fikiran penganggur tidak terhibur
dengan rutinitas kegiatan yang memerlukan perencanaan, perhitungan, dan
penilaian. Sering kali kita mendengar ucapan seseorang kepada orang lain yang kebetulan jarang ketemu: “Hai,.. kamu kok kelihatan masih muda? atau kamu
kok sudah kelihatan tua?. Dan untuk mengetahui berapa
sebetulnya umur seseorang
dikatakan muda atau tua, ada baiknya apabila kita meminjam batasan yang diberikan Ibnu Qoyyim Al Jauzi dimana tahapan umur manusia dibagi menjadi 5
kelompak:
1.
Masa anak-anak
yaitu umur 0 – 15 tahun
2.
Masa muda yaitu
umur 15 – 35 tahun
3.
Masa dewasa yaitu
umur 35 – 50 tahun
4.
Masa tua yaitu
umur 50 -70 tahun, dan
5.
Masa usia lanjut
> 70 tahun
Dengan melihat data diatas, umur 50 tahun telah berada pada angka 2/3 total umur
manusia yang umum di Indonedia. Artinya sisa hidup seseorang
yang akan dijalani di dunia tinggal sekitar 1/3 nya lagi. Data menyebutkan, angka harapan hidup bagi orang Indonesia ± 65 tahun, Jepang 80 tahun, Eropa dan AS 85 tahun. Namun
dengan upaya pemerintah untuk terus
meningkatkan kesehatan masyarakat, diharapkan angka harapan hidup orang
Indonesia menjadi ± 68 tahun. Pertanyaannya, cukupkah sisa umur tersebut untuk
menutupi kekurangan atau kesalahan yang di perbuat selama 2/3 dari total umur yang sudah di
pakai ?. Sebuah pertanyaan yang perlu selalu kita di renungkan.
Untuk apa hidup ini
?
Dalam al Qur’an, disana ditemukan firman Allah dalam surat Adz –
Dzaariyaat, Ayat 56. yang artinya sbb: “ Bahwa tiadalah Aku ciptakan jin dan
manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku”. Arti ayat tersebut mudah dipahami, bahwa kita dihidupkan Allah di
dunia ini tiada lain untuk beribadah hanya kepada yang memberi hidup yaitu
Allah SWT. Ibadah kepada Allah mempunyai arti yang luas dan dapat dimanifestasikan dalam bentuk hubungan
antara makhluk dengan Allah misalnya sholat, puasa, haji. Antara manusia dengan
manusia yang lain misalnya zakat,
sedekah, membantu meringankan beban orang lain, dan antara makhluk dengan
lingkungannya misalnya menjaga kebersihan, tidak merusak lingkungan dan
lain-lain. Dan terkait ibadah yang berhubungan dengan sesama, bagi Allah bisa bernilai tinggi apabila hal itu dilakukan
dengan ikhlas. Contoh ekstrimnya, adalah suatu cerita dari seorang pelacur yang
memberikan minum seekor anjing yang akan mati karena kehausan, kemudian ia mengambilkan
air dari sumur dan kemudian meminumkannya, maka hal tersebut ternyata mendapat ridlo dari Allah
dan dapat mengantarkannya ia masuk syurga. Sebaliknya ada contoh lain, bahwa
pada suatu saat ada seseorang yang mengadukan seorang perempuan kepada Nabi. Disampaikan,
bahwa ada seorang perempuan yang ahli ibadah namun dia sering menyakiti hati orang
lain, dimana tempat orang tersebut nanti di akhirat?. Spontan Nabi menjawab di
neraka. Maka untuk mengisi sisa umur kita, ada baiknya apabila merenungkan kata-kata bijak: “bahwa menyesal diawal pendapatan, menyesal
kemudian tak berguna ”. Senyampang masih ada waktu dan dengan
memohon kepada Allah, semoga Allah selalu memberikan jalan yang terbaik sehingga kita bisa
melaksanakan perintah-Nya (Abu Ilham Al Ayyubi). Dari
berbagi sumber.